Tahun 2023 bertepatan dengan peringatan 10 tahun diajukannya gagasan ‘Komunitas Senasib Sepenanggungan Umat Manusia’ oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping kepada masyarakat internasional. Institut Studi Keuangan Chongyang dari Universitas Renmin Tiongkok Selasa hari ini (4/4) di Beijing merilis sebuah laporan yang berjudul ‘10 Tahun Pembentukan Komunitas Senasib Sepenanggungan Umat Manusia: Pendalaman Gagasan, Praktik Evolusi dan Prospek di Masa Depan’. Inilah laporan perdana wadah pemikir dari dalam dan luar negeri yang meringkas kemajuan dari 10 tahun praktik komunitas senasib sepenanggungan umat manusia. 

Laporan menganggap, selama 10 tahun belakangan ini, Xi Jinping pernah 670 kali menyebutkan ‘komunitas senasib sepenanggungan umat manusia’ dalam pidato, pertemuan, kegiatan, inspeksi, pertemuan, kunjungan dan surat-suratnya. Gagasan ini adalah inti dari teori dan praktik pikiran diplomatik Xi Jinping, juga merupakan ‘Impian Dunia’ Tiongkok yang dibangun dengan menyempurnakan tatanan dunia. 

Komunitas senasib sepenanggungan umat manusia mengembangkan tradisi budaya bangsa Tionghoa yang sejak dulu menjunjung tinggi keadilan, menyejahterakan seluruh dunia, dan mengupayakan keharmonisan, serta memperkokoh pandangan internasionalisme, menciptakan lebih banyak kemakmuran bagi pembangunan negara lain di dunia. Perwujudan konkretnya ialah tindakan praktis di bidang-bidang pembangunan internasional, infrastruktur ekonomi dan perdagangan serta bantuan terhadap luar negeri, dan juga jalur perdamaian di bidang-bidang pertukaran politik, keamanan militer, tata kelola global, serta gagasan pragmatis yang menguntungkan negara lain dari aspek kerja sama regional, kesejahteraan global, dan perlindungan HAM.

Laporan tersebut juga membantah teori keliru yang disalahpahami, diputarbalikkan bahkan difitnah oleh sejumlah politikus, wadah pemikir dan media Amerika dan Eropa. Laporan berpendapat bahwa Komunitas Senasib Sepenanggungan merupakan teladan baru dari pergaulan antar peradaban yang berbeda di dunia, pikiran baru tata kelola global, pandangan baru pertukaran internasional, dan konsep baru kerja sama regional, terlebih kontribusi baru dari kecerdasan Tiongkok. Bagi Tiongkok, pihaknya akan terus mempertahankan berbagai prinsip fundamental dan target penilaian seperti konsultasi dan dialog, pembangunan bersama dan berbagi bersama, bekerja sama dan menang bersama, saling bertukar dan belajar, karbon rendah hijau, dan lain sebagainya, komunitas senasib sepenanggungan umat manusia pasti akan terwujud.